Barang-barang yang jarang digunakan atau sudah tidak
layak pakai akan mubazir jika tetap disimpan di rumah. Oleh karena itu, tidak
ada salahnya jika kita memberikan barang tersebut pada orang yang lebih
membutuhkan atau membuangnya jika benar-benar sudah tidak bisa digunakan.
Dengan demikian, barang akan menjadi lebih bermanfaat, dan ruangan di rumah
kita menjadi lebih luas.
Meskipun barang-barang yang kita buang terkesan
sudah tidak layak pakai, masih banyak yang membutuhkannya. Tidak sedikit yang
mengambil berbagai barang rongsok yang ada di pinggir jalan untuk dijual
kembali. Ini salah satunya dilakukan oleh Mbah Siti. Untuk tetap bisa bertahan
hidup. Ia mengandalkan barang-barang rongsok yang ia temukan di sepanjang
jalan.
Sosok Mbah
Siti
Orang-orang di sekitarnya memanggilnya dengan
sebutan Mbah Siti atau Mbah Ti. Dengan badannya yang sudah mulai rapuh dan
tangannya yang semakin keriput, ia masih gigih untuk mencari sesuap nasi. Ini
dilakukannya sendirian karena Mbah Siti tidak ingin merepotkan orang lain jika
untuk sekedar mengenyangkan perutnya. Saat ini, Mbah Siti masih giat
mengumpulkan barang-barang rongsokan mulai dari subuh hingga jam 4 sore.
Barang-barang
rongsok yang diambil Mbah Siti bervariasi. Ia biasa mengambil botol-botol
plastik bekas, koran bekas, atau barang-barang bekas lainnya seperti sandal
anak, gantungan baju, komponen-komponen kecil elektronik, dan lain-lain. Saat
punggungnya sudah merasa berat, ia baru menjual semua barang rongsokan yang
diambil pada hari itu. Ia pun bersyukur atas hal itu karena masih ada banyak
barang rongsok bertebaran yang bisa ia jual.
Mbah Siti biasa menggunakan keranjang untuk
mengumpulkan barang rongsokan. Keranjang itu ia angkut di balik punggungnya
untuk kemudian dibawa ke pengepul untuk dijual kembali. Hasil penjualan
tersebut terbilang cukup minim. Bahkan, Mbah Siti harus menyisihkan sebagian
dari hasil penjualannya untuk membayar sewa rumah yang ada di Jalan Tanah Merah
Utara gg. 9 No. 11, Surabaya. Ia harus membayar 1 juta per tahunnya.
Kebaikan untuk Mbah Siti
Mbah Siti merupakan salah satu sosok yang bisa
menginspirasi kita semua. Sikap pantang menyerahnya dalam bertahan hidup bisa
menjadi contoh bagi siapa saja yang masih bermalas-malasan. Selain itu, Mbah
Siti juga tidak lupa untuk selalu melakukan kebaikan pada sesama. Dengan
keterbatasan ekonomi yang ia miliki, Mbah Siti masih tetap ingin berbagi pada
orang-orang di sekitarnya.
Untuk memulai kebaikan
seperti Mbah Siti, kita bisa memulainya dengan menjadi peserta produk asuransi syariah AlliSya Protection Plus dari Allianz.
Dengan menggunakan layanan asuransi AlliSya Protection Plus, kita bisa
memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan secara maksimal kepada orang-orang
tersayang. Dengan begitu, masa depan kesehatan dan jiwa akan lebih terjamin di
masa depan tanpa harus merasa khawatir.
Asuransi Syariah Indonesia Allianz juga menawarkan fitur wakaf yang bisa membantu kita
untuk senantiasa berbagi kebaikan kepada sesama. Ada dana musibah yang dikelola
oleh sebuah program sosial yang nantinya akan disalurkan kepada orang-orang
yang lebih membutuhkan. Dari dana wakaf tersebut, ada banyak orang yang bisa
merasakan manfaat kebaikan yang berlimpah.
Yuk, #AwaliDenganKebaikan bersama Allianz. Dengan menebarkan
kebaikan seperti yang Mbah Siti lakukan, kita bisa menebarkan manfaat lebih
banyak lagi pada orang banyak. Selain itu, ada paket umroh gratis yang layak
didapatkan oleh orang-orang baik seperti Mbah Siti. Oleh karena itu, jangan
tunda untuk melakukan hal-hal baik, ya!